KAMIS, 3 MARET 2011, 04:08 WIB
Pipiet Tri NoorastutiVIVAnews - Pernikahan itu terjalin selama tiga dekade. Anehnya, sang suami sama sekali belum pernah melihat wajah istrinya. Hanya mata yang bisa dipandang selama hidup bersama.
Sepanjang hidupnya, sang istri selalu mengenakan burka, busana tertutup bagi wanita muslim yang hanya memperlihatkan area mata. Bahkan, tidur pun mengenakan busana itu.
Selama 30 tahun menjalani pernikahan tanpa melihat wajah istri ternyata tak mengubur rasa penasaran sang suami. Diam-diam, pria ini nekat menyingkap cadar di wajah istrinya yang tengah lelap tertidur.
Hanya, jawaban atas rasa penasarannya itu harus dibayar 'mahal' dengan gugatan cerai sang istri, 2008 silam. Sang istri yang sudah berusia 50-an tahun merasa dikhianati. Ia bulat menghendaki perceraian, meski suami sudah berulang kali meminta maaf dan berjanji tak mengulangi perbuatannya.
"Setelah sekian tahun, dia (suami) mencoba melanggar komitmen, ini sudah kesalahan besar," kata sang istri kepada koran setempat, Al-Riyadh, seperti dikutip dari laman Daily Mail.
Apa yang dilakukan wanita itu merupakan bentuk kepatuhan terhadap tradisi yang tumbuh subur di kampungnya, tak jauh dari Khamis Mushayt, wilayah barat daya Arab Saudi. Bukan ajaran Islam, namun tradisi ini tumbuh subur di sejumlah kawasan terpencil di beberapa negara Teluk.
Itu pun bukan satu-satunya kasus. Seorang pria bernama Ali al-Qahtani juga menerima ancaman cerai ketika mencoba membuka cadar istrinya setelah 10 tahun pernikahan. Beruntung ia dimaafkan setelah berjanji tak akan mengulangi perbuatannya.
Sementara Hassan Al-Atibi mengancam akan menikah lagi jika istrinya tak bersedia membuka cadar. Bukannya terancam, sang istri malah mencarikan wanita yang tak menganut tradisi itu untuk dijadikan istri kedua. Merelakan suaminya poligami agaknya lebih baik daripada menunjukkan wajahnya ke suami.
Om Rabea al-Gahdaray, 70, salah satu wanita yang menjalani tradisi ini mengatakan bahwa suami tidak boleh melanggar komitmen yang telah disepakati sebelum pernikahan. Suami tak boleh mengubah tradisi yang telah terbangun sejak zaman lelulur mereka.
Saat ditanya bagaimana bisa memiliki anak tanpa mengizinkan suami melihat wajah dan tubuhnya, al-Gahdaray menjawab, "Pernikahan itu tentang cinta, bukan wajah." (umi).Artikel ini saya sadur dari viva karena saya tertarikwaktu membacanya.memang memnutup aurat bagi kita umat islam wajib hukumnya namun sebatas apa aurat yang mesti kita tutp atau kita jaga dari mata-mata liar baik laki-laki atau perempuan.Dan kepada siapa kita menghijab aurat kita dan dengan siapa kita tidak boleh menghijab.tetntang aurat sudah pernah saya tulis di halaman shalat silahkn diklik aja.dalam kali ini saya hanya ingin menjelaskan kebudayaan beda dengan agama agama tidak pernahmencelakakan atau memberatkan pengukitnya bahkan agama itu untuk kesehteraan dan kemakmuran pengikutnya.kalau kita lihat dari kejadian diatas agama itu sangat berat padahal bukan agama yang berat namun manusiannya yang kacau dalam meneraokan hukum-hukum Allah,yang hukum di jadikan sampingan yang budaya di jadikan agama.makanya untuk rekan-rekan semua jangan melihat dari burkhanya.karena islam tidak pernah bahkan melarang menganjur wanita-wanitanya berbukha dengan sang suami dan yang muhrimnya.apa lagi sampai menggugat ceraihanya karena burkhanya di singkap sang suami itu ajaran yang sangat sesat walau kita lihat sangat islami.dalam islam cerai itu memang di halakan namun Allah sangat marah bila ada anak adam bercerai sampai-sampai 'arsyinya Allah bergetar bila terjadi perceraian.iangat sekali lagi islam agama yang universal agama yang sanagat menghargai penganutnya dan juga sangat menjaga hubungan dengan penganut agama lain(lihat kaffir).inilah diki ulasan tentang budaya yang di agamakn moga bisa mengambil hikmahnya,amin insyaAllah
0 comments:
Post a Comment