Berdoa adalah senjata kaum Muslimin. Namun mengapa kadang doa kita tidak dikabulkan? Ada beberapa alasan. Pertama, perkara ini kembali pada kehendak Allah SWT. Karena itu  firman Allah, وَإِذَا سَأَلَكَ عِبَادِي عَنِّي فَإِنِّي قَرِيبٌ ۖأُجِيبُ دَعْوَةَ الدَّاعِ إِذَا دَعَانِ ۖ فَلْيَسْتَجِيبُوا لِي وَلْيُؤْمِنُوا بِي لَعَلَّهُمْ يَرْشُدُونَ  “ Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah), bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon kepada-Ku, maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah-Ku) dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selal.” (QS. Al-Baqarah: 186) adalah, “Aku perkenankan—jika Aku berkehendak—permohonan orang yang berdoa.” Dalil hal ini adalah ayat 41 Surat al-An’am,بَلْ إِيَّاهُ تَدْعُونَ فَيَكْشِفُ مَا تَدْعُونَ إِلَيْهِ إِن شَاءَ وَتَنسَوْنَ مَا تُشْرِكُونَ “Hanya Dia lah yang kamu seru, dan jika Dia menghendaki, Dia menghilangkan kesusahan kamu; kemudian engkau tinggalkan apa yang engkau persekutukan dengan-Nya.”


Disebutkan bahwa Rasulullah saw berdoa dengan tiga hal namun yang dikabulkan hanya dua. Sedang permintaan yang satu, tidak dikehendaki Allah untuk dikabulkan, sebagaimana diriwayatkan Imam Muslim dan Imam Ahmad dari Abu Said. 

Kedua, bukan merupakan hikmah, semua doa manusia dikabulkan. Permintaan manusia berbeda-beda. Keperluan manusia terkadang juga saling bertentangan. Misalnya semua manusia minta agar dijadikan kaya. Jika Allah mengabulkan semuanya, maka tidak bakal didapati seorang miskinpun yang berhak menerima zakat. Selain itu, orang tidak bisa menyuruh yang lain untuk suatu keperluan, karena semua orang tidak butuh lagi pada orang lain secara sosial. Jika itu yang terjadi, berbagai urusan di dunia ini akan kacau balau. Allah SWT berfirman,  وَلَوْ بَسَطَ اللَّـهُ الرِّزْقَ لِعِبَادِهِ لَبَغَوْا فِي الْأَرْضِ وَلَـٰكِن يُنَزِّلُ بِقَدَرٍ مَّا يَشَاءُ ۚ إِنَّهُ بِعِبَادِهِ خَبِيرٌ بَصِيرٌ
 “Dan kalaulah Allah memewahkan rezeki bagi setiap hamba-Nya, niscaya mereka akan melampaui batas di bumi (dengan perbuatan-perbuatan liar durjana) akan tetapi Allah menurunkan (rezeki-Nya itu) menurut kadar yang tertentu sebagaimana yang dikehendakiNya,” (QS asy-Syura: 27).


Ketiga, doa adalah ibadah untuk mendekatkan diri kepada Allah. Doa bakal bermanfaat bagi seseorang, baik dikabulkan atau tidak. Dengan berdoa, manusia sudah melakukan ibadah kepada Allah SWT. Jika Allah tidak mengabulkan seseorang di dunia, itu karena suatu hikmah yang hanya diketahui oleh Allah SWT: Dia akan menggantinya dengan pahala di akhirat. Dalam hadits shahih riwayat Ahmad (3/18) dan Turmudzi (5/462, 566), Rasulullah saw bersabda:

“Tidaklah seorang Muslim berdoa dengan doa, yang tidak mengandung perbuatan dosa atau memutuskan hubungan, kecuali Allah akan memberinya salah satu dari tiga hal; adakalanya doanya segera dikabulkan, adakalanya disimpan baginya di akhirat dan adakalanya dia dihindarkan dari keburukan seukuran doa itu.” 

Keempat, dalam doanya manusia terkadang minta untuk diberi kebaikan atau dihindarkan dari kejelekan. Namun apakah semua yang dianggap manusia sebagai sebuah kejelekan, itu memang ternyata benar-benar jelek? Kebaikan dan kejelekan itu tidak selalu seperti yang dibayangkan oleh manusia yang pengetahuannya terbatas.

Kelima, doa mempunyai syarat dan etika. Selagi keduanya dipenuhi oleh seseorang, doanya punya peluang besar untuk dikabulkan. Sebaliknya, jika ia teledor dengan tidak memenuhi syarat dan etika itu, atau bahkan melakukan hal-hal yang bisa mencegah terkabulnya doa, maka jauh kemungkinan doanya dikabulkan. Wallahu a’lam.

0 comments:

Post a Comment

 
Islam.com © 2010-2017. All Rights Reserved. Powered by Blogger
Top